Wawancara merupakan percakapan antara dua orang atau lebih dan berlangsung antara narasumber dan pewawancara. Tujuan dari wawancara adalah untuk mendapatkan informasi di mana sang pewawancara melontarkan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab oleh orang yang diwawancarai.
B. Unsur-unsur
1. Narasumber
2. Pewawancara
3. Pertanyaan (bagi yang bersifat tertutup)
4. Tidak memerlukan daftar pertanyaan (terbuka)
5. Menggunakan rumus 5 W + 1 H untuk membuat daftar pertanyaan
6. Menentukan jadwal pelaksanaan wawancara
7. Membuat janji dengan narasumber
8. Menentukan lokasi wawancara
9. Datang tepat waktu
10. Bisa mengarahkan wawancara jika narasumber terlalu melenceng dari topik
11. Dapat membuat laporan wawancara
C. Jenis-jenis
1. Wawancara Bebas
Dalam wawancara bebas, pewawancara bebas menanyakan apa saja kepada responden, namun harus diperhatikan bahwa pertanyaan itu berhubungan dengan data-data yang diinginkan. Jika tidak hati-hati, kadang-kadang arah pertanyaan tidak terkendali.
2. Wawancara Terpimpin
Dalam wawancara terpimpin, pewawancara sudah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan terinci.
3. Wawancara Bebas Terpimpin
Dalam wawancara bebas terpimpin, pewawancara mengombinasikan wawancara bebas dengan wawancara terpimpin, yang dalam pelaksanaannya pewawancara sudah membawa pedoman tentang apa-apa yang ditanyakan secara garis besar.
D. Struktur
Awal Wawancara
Awal wawancara merupakan permulaan wawancara dan merupakan orientasi
tentang apa yang akan dibicarakan, dilakukan, dan terjadi dalam
wawancara. Awal wawancara digunakan untuk menciptakan hubungan baik
antara pewawancara dan pihak yang diwawancarai, dan membuat keduanya
yang terlibat dalam wawancara dapat menjadi bebas, leluasa, dan tidak
terhambat serta berkomunikasi dengan jujur, tulus, dan enak. Ini
dilakukan dengan dua cara : pertama, menciptakan suasana saling percaya dan saling berkehendak baik. Kedua, menjelaskan maksud dan tujuan wawancara.
Tengah Wawancara
Tengah wawancara merupakan tubuh wawancara dan merupakan bagian pokok
dari wawancara, memakan sebagian besar waktu, dan pewawancara serta
pihak yang diwawancarai saling berkontak dan berbicara paling intensif,
saling bertanya, menjawab, saling berbicara dan saling menanggapi.
Singkatnya, pewawancara dan pihak yang diwawancarai sungguh-sunggug "get down to the business" dengan maksud dan lingkup wawancara yang sudah disepakati.
Akhir Wawancara
Akhir wawancara merupakan kesimpulan penutup wawancara. Pada akhir
wawancara, sesudah wawancara dirasa cukup dan berhasil diringkas
isi-isinya pokoknya, diterangkan apa yang akan dilakukan dengan hasil
wawancara itu, dan tidak lanjut apa yang akan dilakukan oleh pewawancara
dan apa yang diharapkan dari pihak yang diwawancarai.
Tindak Lanjut Wawancara
Tindak lanjut wawancara mencakup apa yang akan dibuat selanjutnya dengan
hasil wawancara itu. Tindak lanjut yang akan dilakukan oleh
pewawancara, misalnya dimuatnya hasil wawancara tersebut di majalah atau
surat kabarnya; hasil wawancara yang direkam dengan video tape
ditayangkan di TV; hasil wawancara tersebut digunakan sebagai bahan
karangan, skripsi, tesis, disertasi atau buku; atau hanya dijadikan
dokumentasi dan disimpan untuk bisa dipergunakan untuk suatu keperluan
pada suatu saat di kemudian hari.
E. Contoh
Pewawancara: Vita
Narasumber: Syaffa
V: Hai syaffa....boleh minta waktunya sebentar untuk wawancara?
S: Boleh doongg...
V: Apakah anda suka mendaki gunung?
S: Ya saya suka itu!!!
V: Gunung apa saja yang pernah anda daki?
S: Karena saya masih pemula, saya hanya pernah mendaki gunung salak, itu pun hanya sampai
kawah ratu.
V: Ohhh begitu...Terima kasih atas waktunya.
S: Sama-sama.